Jumat, 25 November 2016

ANALISIS GEDUNG PERKANTORAN SWASTA


Ø  LATAR BELAKANG

Perkantoran merupakan sebuah ruangan atau bangunan tempat runtunan kegiatan tatausaha terlaksana untuk memulai, membenahi, mengembangkan, dan mengawasi kegiatan usaha. Secara umum kantor merupakan sebuah wadah untuk menjalani sebuah usaha atau pekerjaan. Perkantoran pada umumnya mempunyai ruang besar untuk menampung para pekerja dengan masa banyak. Tujuan utama dari lingkungan perkantoran adalah untuk mendukung pengguna dalam pelaksanaan pekerjaan dengan biaya serendah mungkin dan tingkat kepuasan setinggi mungkin.

Secara umum, kantor dapat dibagi menjadi dua macam yaitu Perkantoran Negri, perkantoran yang dikelola pihak Negara baik bersifat BUMN maupun administrasi negara. Lalu ada Perkantoran Swasta, perkantoran yang dikelola oleh pribadi / kelompok ataupun perusahaan yang menaungi berbagai macam bidang non pemerintah. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang Perkantoran swasta.


Ø  DEFENISI PERKANTORAN
Menurut Drs. Kamisa, kantor berarti bangunan yang dipakai untuk bekerja yang berkenaan dengan urusan administrasi. Menurut Erns Neufert, bahwa didalam bangunan perkantoran pekerjaan utamanya adalah dalam kegiatan penanganan informasi dan kegiatan pembuatan maupun pengambilan keputusan berdasarkan informasi tersebut. Jadi perkantoran adalah bangunan yang digunakan untuk pekerjaan administrasi dan manajerial.
Umumnya pemakai ruang kerja perkantoran tidak perlu berpindah-pindah, karena telah dilengkapi dengan ruang untuk mesin-mesin, kantin, ruang rapat, arsip, perpustakaan dan aktivitas penunjang lainnya.
Perkantoran umumnya dapat dirancang dengan menciptakan hubungan antar ruang yang tepat sesuai dengan bagian-bagian pengorganisasian. Dapat pula mengurangi jarak capai antar ruang vertikal maupun horizontal. Begitu juga dalam upaya visual antar bagian dengan menciptakan hubungan yang akrab. Bentuk bangunan lainnya dapat pula digunakan untuk memperjelas keadaan ini, yakni dengan menata bagian-bagian komponen bebas, misalnya perabot, secara maksimal.
Kebutuhan ruang kantor dapat dihitung dengan menggunakan dua cara bersamaan, yakni:

1)   ruang gerak orang (misalnya standar ruang perorangan x jumlah orang) + ruang tambahan untuk sarana penunjang + faktor (biasanya 15 %) untuk sirkulasi utama; ruang bebas untuk bukan orang, misalnya untuk ruang mesin, perpustakaan, dimana lebih tergantung pada banyaknya peralatan dibandingkan jumlah orang yang membutuhkan ruang kerjanya, sehingga untuk menghitungnya dapat digunakan dasar pemikiran praktis dari benda-benda tersebut;
2)    dengan cara memperbandingkan contoh-contoh yang ada; kemudian suatu faktor ditambahkan untuk sirkulasi yang ada.Untuk menyiapkan denah ruang yang tumpang tindih, misalnya menghubungkan satu departemen dengan departemen yang lainnya dalam suatu bangunan yang sudah ada, atau bahkan untuk menyusun komposisi pada bangunan kantor yang baru; maka perlu dipelajari hubungan kerja antar bagian dari perusahaan tersebut atau jika perlu diadakan penelitian yang lebih rinci.

Ø  CONTOH PERKANTORAN SWASTA

WISMA 46


Wisma 46 adalah sebuah bangunan tertinggi di Indonesia. Merupakan sebuah pencakar langit setinggi 262 m (hingga pucuk antena) yang terletak di komplek Kota BNI di Jakarta Pusat, Indonesia. Menara perkantoran bertingkat 46 ini selesai tahun 1996 yang dirancang oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd. Menara ini terletak di sebuah tanah seluas 15 hektare di pusat kota.  Memiliki luas 140,028 m².

Menara ini berisi 23 elevator yang dapat mencapai kecepatan 360 mpm dalam model berkecepatan super tinggi.

Wisma 46 adalah bangunan tertinggi ke-147 di dunia bila dihitung hingga puncak. Juga bangunan tertinggi kedua di belahan Bumi selatan. Bila dihitung hingga ke atap, menara ini setinggi 228 m dan bila dihitung hingga atap terendah, tingginya hanya 200 m.

Sebuah menara beton kubus setinggi 200 m sebelum sebuah menara kaca masuk dan membentuk puncak yang melengkung. Menara kaca ini terdiri dari eksterior kaca seluruhnya dengan jendela persegi. Pola jendela persegi ini dilintasi oleh tiga jendela persegi panjang. Desain bangunan ini digambarkan sebagai modern.


v  LETAK GEOGRAFIS KANTOR





 Terletak di Jl. Jendral sudirman kav 1, jakarta 10220, indonesia. Wisma 46 bisa diakses dari jalan RM margono djojohadikoesoemo dan Jl. KH mas mansyur. Gedung wisma 46 ini bisa ditempuh selama kurang lebih 45 min dari bandara international soekarno hatta, 10 menit jika berjalan kaki dari stasiun sudirman, dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 5 menit dari shelter transjakarta dukuh atas. Letaknya ditengah kota bisa dikatakan sangat strategis untuk gedung swasta dengan fungsi sebagai perkantoran sekaligus pertokoan. Terlebih letaknya berada di daerah segitiga emas sangat cocok untuk kegiatan bisnis dan memiliki mobilitas yang sangat mudah untuk mencapai ke gedung ini.


v  FASILITAS


           1.) ATM
Tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan masyarakat di jakarta pada saat ini diperlukan adalah mesin atm. Karna dengan adanya atm, pengguna lebih dimudahkan dari segi keamanan maupun kepraktisan. Gedung ini memiliki memiliki banyak atm dari berbagai macam bank di indonesia. Bank tersebut adalah bank bni, bank bca, bank btpn, bank cimb niaga, bank citibank, bank danamon, bank hsbc, bank mandiri, bank ocbc, dan bank permata.

      2.) RESTORAN
Gedung ini juga menyediakan fasilitas restoran yang di buka untuk umum. Di bukanya restoran di gedung ini selain untuk mempermudah karyawan atau pengguna umum, namun juga dibuka untuk kegiatan ekonomi pada gedung tersebut. Restoran yang ada digedung ini adalah fok luk sau, tokyo shokudo, dunkin donuts, starbuck, kfc, dll.

3.) TOUR & TRAVEL
Gedung ini menyediakan tour & travel yang merupakan salah satu kegiatan pertokoan di gedung ini. Berikut adalah perusahaan travel: asiana airlines, panen tour, dwidaya tour.

4.) APOTEK
Apotek juga disediakan di gedung wisma 46. Berikut adalah apotek yang ada di wisma 46: century, carepoint, melati.

5.) Fasilitas lain
Gedung ini juga menyediakan fasilitas message & spa, pos indonesia, mini market, dan berbagai sarana penunjang lainnya.


v  DENAH

Gedung wisma 46 memiliki total lantai sebanyak 52 lantai (termasuk basement) namun, denah pada gedung wisma 46 dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu :

§  Underground
Terbagi atas 2 lantai di bawah lantai dasar, lantai ini digunakan untuk kegiatan parkir mobil maupun motor untuk pengguna maupun karyawan

§  Lantai 1 – lantai 2
Berada 1 lantai di atas lantai dasar (lobby), lantai ini digunakan untuk kegiatan komersial seperti bank, kafe, dan resto, mini market, dsb

§  Lantai 2 – lantai 50
Lantai ini digunakan untuk kegiatan perkantoran. Kantor ini disewa oleh berbagai macam perusahaan seperti Accenture PT, Accor Indonesia, Acer Indonesia, PT, dll


v  SPESIFIKASI BANGUNAN

§  Tinggi  (architectural)               :               261.94 m
§  Tinggi  (roof)                          :               250.00 m
§  Tinggi  (top floor)                    :               245.94 m
§  Lantai (diatas tanah)                 :               50
§  Lantai (dibawah tanah)              :               2
§  Tipe bangunan                          :               pencakar langit (skyscraper)
§  Status bangunan                        :               tuntas [completed]
§  Struktur material                       :               concrete
     §  Material fasad                           :               glass
                                                                             granite

§  Sistem fasad                             :               curtain wall
§  Warna fasad                              :               putih biru
§  Style arsitektur                          :               modernism

v  KESIMPULAN

        Perkantoran merupakan sebuah ruangan atau bangunan tempat runtunan kegiatan tatausaha terlaksana untuk memulai, membenahi, mengembangkan, dan mengawasi kegiatan usaha. Secara umum, kantor dapat dibagi menjadi dua macam yaitu Perkantoran Negri dan Perantoran Swasta


v  REFERENSI

§  http://www.wisma46.com/

§  https://id.wikipedia.org/wiki/Wisma_46

Selasa, 22 November 2016

RUMAH TROPIS

   
      1.       PENGERTIAN RUMAH TROPIS




Rumah Tropis adalah rumah dimana bentuk maupun elemen – elemen pembentuknya  dirancang sedemikian rupa sehingga cocok dan nyaman untuk daerah yang beriklim tropis. Konsep Desain Rumah Tropis akan mengoptimalkan potensi iklim tropis dan mengurangi dampak/ pengaruh buruk iklim tropis. Dengan kata lain konsep desain rumah tropis adalah konsep desain yang mampu beradaptasi dengan iklim tropis. Sedangkan daerah beriklim tropis adalah daerah yang berada diantara garis 23 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan dan berada di sekitar garis khatulistiwa.

Kondisi iklim di daerah tropis sangat dipengaruhi oleh penyinaran matahari yang terjadi terus menerus setiap hari  sepanjang tahun. Faktor matahari inilah yang menjadi potensi sekaligus kendala iklim tropis. Cahaya matahari merupakan salah satu potensi iklim tropis yang melimpah setiap hari sepanjang tahun. Rata – rata daerah tropis menerima cahaya matahari hampir selama 12 jam sehari.

Namun daerah dengan iklim tropis juga mempunyai permasalahan yaitu kondisi udara yang panas akibat suhu udara dan kelembaban udara yang tinggi. Kondisi udara yang panas tersebut dirasakan melebihi batas ambang kenyamanan.


     2.       PRINSIP PRINSIP DESAIN RUMAH TROPIS

Permasalahan utama di daerah iklim tropis adalah permasalahan suhu udara yang cukup panas. Untuk itu dalam konsep desain rumah tropis, perlu adanya pengendalian suhu udara di dalam rumah. Pengendalian suhu udara dapat dilakukan dengan cara :

1)      Memperbesar volume ruang atap
2)      Memperbesar luas bukaan ventilasi agar volume angin yang masuk ke dalam ruangan menjadi lebih banyak
3)      Penataan ruang yang bersifat terbuka sehingga angin lebih mudah bergerak dalam ruangan
4)      Memasukkan unsur air berupa kolam juga akan mengurangi suhu udara
5)      Memperbanyak unsur tanaman / taman


     3.       CIRI CIRI RUMAH TROPIS

Desain arsitektur tropis merupakan gaya bangunan yang sesuai dengan lingkungan di wilayah tropis. Gaya ini memiliki beberapa ciri-ciri khas yang menjadikannya terlihat identik dan mampu menjadi pilihan untuk hunian yang nyaman. Ciri ciri nya adalah sebagai berikut :

1)     Ruang atap
Atap adalah payung atau pelindung rumah dari sinar matahari, hujan, dan angin. Model atap yang diperlukan adalah atap miring yg memiliki kemiringan minimal 30 derajat, sirap minimal 22,5 derajat, seng 15 derajat, serta tinggi langit langit minimal 2,70 m. Desain seperti ini dibuat dengan memperhatikan dari indikator cuaca.

2)     Dinding
Ciri khas dinding rumah tropis adalah dinding memiliki lobang lobang yang berfungsi sebagai ventilasi. Selain itu, dinding juga harus dilindungi dari radiasi matahari agar tidak meneruskan panas ke dalam ruangan. Penggunaan dinding pada konsep tropis sangat di minimalisir dan lebih memperbanyak teras agar pandangan ke luar semakin luas

3)     Warna eksterior rumah
Untuk menghadirkan nuansa tropis, cat dinding berwarna cerah dengan unsur alam sangat di rekomendasikan untuk menjadi unsur utama. Sedangkan pada lantai rumah, umumnya digunakan lantai dengan warna pasir dan terakota.

4)     Pembagian ruang
Pembagian ruang dalam rumah gaya tropis tidak selamanya harus tertutup, beberapa ruangan bisa dibiarkan terbuka tanpa sekat agar menciptakan kesan yang luas dan meningkatkan kualitas sirkulasi udara

5)     Keselarasan
Tercermin dari bagian depan rumah yang dihiasi berbagai macam tanaman yg dilengkapi dengan kursi kayu or bambu

6)     Fasad
Fasad pada rumah tropis umumnya menggunakan warna putih, coklat, orange, kuning

7)     Jendela dan pintu
Umumnya memiliki jendela yang besar dan pintu pintu yang lebar dan memiliki sebuah taman terbuka di dalam rumah

8)     Suhu udara
Suhu udara yang relatif panas dapat ditanggulangi dengan memasukan unsur unsur air ke dalam desain rumah seperti : kolam renang, kolam taman, kolam ikan dsb

9)     Matahari
Umumnya rumah bertema tropis memanfaatkan adanya sinar matahari lebih dan digunakan sebagai cahaya utama pada siang hari. Contohnya adalah penggunaan kaca patri atau skylight ( lubang bukaan cahaya pada bagian atas)



 4.   MATERIAL TROPIS

           Rumah dengan desain tropis mampu berperan seimbang dalam kondisi iklim di daerah tropis

 Hal tersebut karena rumah tropis menggunakan material yang ramah lingkungan, seperti bambu,    kayu, atau batu alam. Dan juga banyak dibalut memakai warna-warna alami dengan seperti hijau, biru,  putih, coklat, oranye, serta krem. Berikut adalah materialnya :
  • KAYU, material kayu dan karakter kulitnya bisa menjadikan rumah bergaya tropis, namun bisa juga menampilkan gaya klasik. Bahan kayu pada desain rumah tropis dapat Anda buat tampil lebih menarik dan tahan lama dengan memberi lapisan cat khusus untuk kayu seperti produk cat kayu SANLEX Sintetik. Dengan begitu, rumah tropis berornamen kayu akan lebih tahan lama.
  • BATU ALAM, batu-batu ini biasanya dikenal dengan batu-batu kali yang sudah dibentuk.Material batu alam akan membuat rumah tropis terlihat lebih natural. Anda bisa ciptakan tampilan batu alam yang kian alami, menarik, serta tahan lama dengan memberi lapisan pelindung yaitu cat khusus untuk batu, misalnya ARCA Seri Perlindungan Batu Alam.
  • BAMBU, rumah tropis dengan material bambu saat ini sudah banyak kita jumpai. Pemakaian bambu pada interior rumah tropis yaitu bisa lewat keberadaan furnitur kursi dan meja yang mampu membawa nuansa yang sangat sederhana namun akan terlihat segar. Aplikasi bambu pada hunian tropis juga bisa dalam bentuk bilik bambu, yaitu bambu yang diraut tipis kemudian dianyam. Bilik bambu dahulu identik dengan material rumah di perkampungan. Namun, sekarang bilik menjadi perhatian masyarakat kota untuk dipakai sebagai interior rumah seperti rumah bergaya tropis.
  • Serabut kelapa atau injuk, gunakan serabut kelapa yang berwarna hitam dan biasa dipakai sebagai penutup atap, seperti gazebo.



5.   CONTOH BANGUNAN TROPIS

Lovelli Residence, seminyak, bali



          Rumah ini sangat mencerminkan sebuah hunian yang besifat tropis. Hal ini jelas terlihat dari  bagian luar bangunan tersebut. Fasad menggunakan warna cat putih yang selain untuk menampilkan  sisi tropis bangunan itu sendiri, namun juga berfungsi sebagai pemantul panas sekaligus pemantul  cahaya agar tidak masuk berlebihan ke dalam ruangan




          Pada foto diatas, jelas bahwa bangunan ini telah mencerminkan sebuah hunian dengan konsep  tropis. Hal itu dikarenakan banyaknya tumbuhan yg ditanam disekitar bangunan yang juga merupakan  respon terhadap kondisi iklim yang ada di wilayah tropis untuk mensejukkan angin yang masuk ke  dalam ruangan. Selain itu, meminimalisir adanya sekat atau tembok juga diterapkan pada bangunan  ini. Hal itu dilakukan agar bangunan terkesan lebih luas dan sekaligus memeningkatkan kualitas  pertukaran udara pada ruangan. penggunaan kolam renang juga dapat meningkatkan kesejukan  disekiar wilayah tsb.




6. KESIMPULAN
    
    Bangunan tropis adalah bangunan yang didesain sedemikian rupa agar sesuai dengan kondisi alam tropis yang memiliki intesitas curah hujan dan musim panas yang tinggi. Material yang digunakan bersifat alami (natural) agar lebih menunjukan identitas bangunan sebagai bangunan tropis dan merupakan proses adaptasi bangunan terhadap alam disekitarnya.


7. SUMBER :

  • dupaint.com/cat/bijak-memilih/2945-material-untuk-desain-rumah-tropis.html
  • https://desainrumahtropis.wordpress.com/2013/01/10/konsep-desain-rumah-tropis/
  • http://www.desainic.com/12-desain-rumah-tropis-modern-minimalis/
  • http://www.homedsgn.com/2012/02/03/lovelli-residence-by-world-of-mouth/






Rabu, 09 November 2016

RUMAH KHAS KALIMANTAN SELATAN

                                      RUMAH KHAS KALIMANTAN SELATAN



Beribu-ribu budaya dan bangunan khas asli wisata Indonesia telah menjadi ciri tersendiri diantara keanekaragaman kebudaya di negeri kita ini. Salah satunya yang masih kental terasa di daerah Pulau Kalimantan dan disebuah propinsi yaitu Propinsi Sulawesi Selatan. Topografi Kalimantan Selatan yang pada umunya banyak memiliki sungai dan serta struktur tanah yang berawa dan bergambut, sedikit banyak berpengaruh terhadap bentuk dan struktur bangunan Rumah Adat di Kalimantan Selatan.

Rumah adat Kalimantan Selatan memiliki beberapa ciri dan fungsi, umumnya rumah adat Kalimantan Selatan disebut dengan Rumah Banjar, setiap rumah memiliki struktur dan bentuk sesuai kasta dari sang empunya atau fungsi rumah itu sendiri.


1. RUMAH BUBUNGAN TINGGI



Rumah Bubungan Tinggi yang berfungsi sebagai bangunan Dalam Sultan (kedaton) yang diberi nama Dalam Sirap, merupakan rumah yang paling tinggi kastanya. Yang berfungsi sebagai istana kediaman sultan. Kualitas serta kemegahan seninya mencerminkan status sosial maupun status ekonomi sang pemilik rumah.


Ciri - Ciri 

Ciri-ciri rumah tradisional Bubungan Tinggi juga ditunjukkan dengan bentuk-bentuk ornamen berupa ukiran. Ukiran-ukiran tersebut biasanya terdapat pada tiang, tataban, papilis, dan tangga. Bentuk dan seni ukir inipun banyak mendapat pengaruh dari Agama Islam, kebanyakan motif yang digambarkan adalah motif floral (daun dan bunga). Motif-motif binatang seperti pada ujung pilis yang menggambarkan burung enggang gading dan naga juga dibumbui dengan motif floral. Selain bentuk floral dan binatang tedapat juga ukiran-ukiran berbentuk kaligrafi. Namun ciri yang mecolok adalah sebagai berikut :


•Atap Sindang Langit tanpa plafon


Sindang Langit adalah atap sengkuap pada teras rumah Banjar di Kalimantan Selatan, sedangkan pada rumah Bubungan Tinggi keseluruhan atap yang menutupi Palatar, Panampik Kacil, Panampik Tangah, dan Panampik Basar disebut Bubungan Sindang Langit atau Atap Sindang Langit.

•Tangga Naik selalu ganjil
 Jumlah anak tangga naik yang digunakan selalu berjumlah ganjil karena dianggap membawa  keselamatan

•Pamedangan diberi Lapangan kelilingnya dengan Kandang Rasi berukir


Pamedangan / pelataran (teras) diberi kandang rasi berukiran yang memiliki arti keselamatan menurut rakyat kalimantan.


Konstruksi bangunan



Konstruksi pokok dari rumah adat Banjar dapat dibagi atas beberapa bagian, yaitu :

1.Tubuh bangunan yang memanjang lurus ke depan, merupakan bangunan induk.
2.Bangunan yang menempel di kiri dan kanan disebut Anjung.
3.Bubungan atap yang tinggi melancip disebut Bubungan Tinggi.
4.Bubungan atap sengkuap yang memanjang ke depan disebut atap Sindang Langit.
5.Bubungan atap yang memanjang ke belakang disebut atap Hambin Awan.
6.Tubuh bangunan induk yang memanjang terus ke depan dibagi atas ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya


Ukuran bangunan

Tentang ukuran tinggi, lebar dan panjang setiap rumah adat Banjar pada umumnya relatif berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh karena ukuran pada waktu itu didasarkan atas ukuran depa atau jengkal.
Ukuran depa atau jengkal tersebut justru diambil dari tangan pemilik rumah sendiri sehingga setiap rumah mempunyai ukuran yang berbeda.
Ada kepercayaan di sana yang mengatakan bahwa setiap ukuran haruslah dengan hitungan yang ganjil bilangan ganjil.
Penjumlahan ganjil tersebut tidak saja terlihat di dalam hal ukuran panjang dan lebar, tapi juga sampai dengan jumlah hiasan tangga, anak tangga, layang-layang puncak dan lain-lain.
Jikalau diukur, maka panjang bangunan induk rumah adat Banjar pada umumnya adalah 31 meter sedang lebar bangunan induk adalah 7 meter dan lebar anjung masing-masing 5 meter.
Lantai dari permukaan tanah sekitar 2 meter yaitu kolong di bawah anjung dan palidangan; sedangkan jarak lantai terendah rata-rata 1 meter, yaitu kolong lantai ruang palatar.


Denah



Ruangan-ruangan yang berjenjang lantainya ialah :

1) Palatar (pendopo atau teras)
Ruangan depan yang merupakan ruangan rumah yang pertama setelah menaiki tangga masuk. Ukuran luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter. Palatar disebut juga Pamedangan.

2) Pacira
Yaitu ruang antara (transisi) yang terbagi dua bagian yaitu pacira dalam dan pacira luar. Pacira Dalam berfungsi untuk menyimpan alat pertanian, menangkap ikan dan pertukangan. Kedua pacira ini hanya dibedakan oleh posisinya saja. Pacira Luar tepat berada di muka pintu depan (Lawang Hadapan).

3) Panampik Kacil
Yaitu ruang tamu muka merupakan ruangan yang agak kecil setelah masuk melalui Lawang Hadapan yaitu pintu depan. Permukaan lantainya lebih tinggi daripada lantai palatar. Ambang lantai disini disebut Watun Sambutan. Luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter.

4) Panampik Tangah
Yaitu ruang tamu tengah merupakan ruangan yang lebih luas dari panampik kacil. Lantainya juga lebih tinggi dari ruang sebelumnya. Ambang lantai ini disebut Watun Jajakan.

5) Panampik Basar atau Ambin Sayup
Yaitu ruang tamu utama merupakan ruangan yang menghadapi dinding tengah (Banjar: Tawing Halat). Permukaan lantainya lebih tinggi pula dari lantai sebelumnya. Ambang Lantainya disebut Watun Jajakan, sama dengan ambang lantai pada Panampik Tangah. Luas ruangan 7 x 5 meter

6) Palidangan atau Ambin Dalam
Yaitu ruang bagian dalam rumah yang berbatas dengan panampik basar. Lantai palidangan sama tinggi dengan lantai panampik basar (tapi ada juga beberapa rumah yang membuat lantai panampik basar lebih rendah dari lantai palidangan). Karena dasar kedua pintu yang ada di tawing halat tidak sampai ke dasar lantai maka watun di sini disebut Watun Langkahan. Luas ruang ini 7 x 7 meter. Di dalam ruangan Palidangan ini terdapat tiang-tiang besar yang menyangga bubungan tinggi (jumlahnya 8 batang). Tiang-tiang ini disebut Tihang Pitugur atau Tihang Guru.

7) Panampik Dalam atau Panampik Bawah
Yaitu ruangan dalam yang cukup luas dengan permukaan lantai lebih rendah daripada lantai palidangan dan sama tingginya dengan permukaan lantai panampik tangah. Ambang lantai ini disebut pula dengan Watun Jajakan. Luas ruang 7 x 5 meter.

8) Padapuran atau Padu
Yaitu ruangan terakhir bagian belakang bangunan. Permukaan lantainya lebih rendah pula dari panampik bawah. Ambang lantainya disebut Watun Juntaian. Kadang-kadang Watun Juntaian itu cukup tinggi sehingga sering di tempat itu diberi tangga untuk keperluan turun naik. Ruangan padapuran ini dibagi atas bagian atangan (tempat memasak) dan salaian (tempat mengeringkan kayu api), pajijiban dan pagaduran (tempat mencuci piring atau pakaian). Luas ruangan ini adalah 7 x 3 meter.



2.RUMAH GAJAH MANYUSU



Rumah Gajah Manyusu adalah nama kolektif untuk semua bentuk-bentuk rumah tradisional suku Banjar dengan ciri khasnya pada bangunan induknya menggunakan atap perisai buntung.
Rumah ini mempunyai ciri pada bentuk atap limas dengan hidung bapicik (atap mansart) pada bagian depannya. Anjung mempunyai atapPisang Sasikat, sedang surambinya beratap Sindang Langit.
Bentuk sampai dengan anjung sama dengan Gajah Baliku. Yang berbeda adalah adalah bagian padu. Panampik padu diberi dua buah Ambin Sayup yang bentuknya lebih kecil dari anjung dan lebih rendah letaknya.


Ciri – Ciri 

Ciri khas pada bangunan gajah manyusu adalah sebagai berikut :

•Pada mulanya tubuh bangunan induk rumah adat Gajah Manyusu ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang dari depan ke belakang yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap perisai buntung yang dalam bahasa Banjar disebut Atap Hidung Bapicik. Atap perisai buntung ini menutupi mulai ruang Surambi Pamedangan hingga ruang-ruang yang ada di belakangnya. Bentuk bangunan pokok ini biasa dinamakan Rumah Hidung Bapicik.

•Dalam perkembangannya kemudian Rumah Hidung Bapicik yang berbentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau kanan bangunan ataupun bisa juga pada kedua-duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang. Kedua ruangan ini berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Ruang tambahan ini disebut anjung. Bentuk inilah yang dinamakan Rumah Gajah Manyusu. Rumah Gajah Manyusu yang memiliki dua buah anjung secara simetris ini dinamakan Rumah Gajah Manyusu Ba'anjung Dua. Pada tipe pertama pada kedua-dua buah anjung tersebut ditutup dengan atap sengkuap Pisang Sasikat sehingga dinamakan Rumah Gajah Manyusu Ba'anjung Pisang Sasikat. Dalam perkembangannya selanjutnya di belakang Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang beratap sengkuap Pisang Sasikat ini selanjutnya disumbi (disambung) dengan atap jurai luar (jurai laki) sehingga ruangan tambahan ini dinamakan Anjung Jurai Kanan dan Anjung Jurai Kiwa. Sedangkan pada tipe kedua pada kedua-dua buah anjung tersebut ditutup dengan atap perisai sehingga ruang tersebut menjadi model anjung Ambin Sayup maka dinamakan Rumah Gajah Manyusu Ba'anjung Ambin Sayup.

•Alternatif Pengembangan bentuk Rumah Gajah Manyusu Ba'anjung Dua lebih lanjut dengan menyambung atap sengkuap emper depan Sindang Langit dengan tambahan atap emper samping kanan maupun kiri bangunan hingga anjung kanan dan atap anjung kiwa disertai penambahan tiang-tiang empernya seperti pada model Rumah Balai laki, Rumah Balai Bini dan Rumah Palimbangan.

•Pada bentuk dasar rumah Gajah Manyusu pada terasnya terdapat 4 buah pilar yang menyangga emper depan (bahasa Banjar : karbil) yang memakai model atap sengkuap yang disebut atap Sindang Langit. Empat pilar penyangga emper depan (karbil) pada teras tersebut dapat diganti model konsol.

Pada Tawing Hadapan terdapat tangga naik yang disebut Tangga Hadapan dengan posisi lurus ke depan.




Denah




Rumah khas kalimantan selatan yaitu gajah manyusu memiliki urutan ruang sebagai berikut :


1) Surambi Sambutan
Serambi/teras yang merupakan ruang terbuka yang umumnya ditutupi atap sengkuap yang dinamakan Pisang Sasikat (atau atap model lain) yang terdapat pada emper depan rumah Banjar yang berfungsi untuk menyambut tamu. Pada ruang terbuka ini bisanya terdapat pilar penyangga emper depan yang pada umumnya berjumlah 4 buah (namun pada rumah yang memakai teras yang melebar ke samping kiri dan kanan, jumlah pilar depan biasanya berjumlah 6 buah atau lebih)

2) Palatar atau Pamedangan
Beranda / palatar dalam yang merupakan ruang setengah terbuka pada rumah tradisonal suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan dan sekitarnya. Ruangan Pamedangan ini termasuk bagian dari tubuh bangunan rumah induk, biasanya tertutup dinding sisi kiri maupun kanan dan masing-masing terdapat jendela berdaun dua

3) Paluaran
Ruang tamu utama pada bagian dalam rumah Banjar yang bersifat Semi Private.

4) Palidangan
Atau Ambin Dalam adalah ruang dalam yang berada dibelakang Tawing Halat yang merupakan ruang induk pada jenis-jenis rumah Banjar.

5) Padapuran/Padu
Merupakan ruang Pantry atau dapur yang merupakan bagian service



3.RUMAH BALAI BINI


Rumah Balai Bini adalah salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Rumah adat tipe Balai Bini biasanya dimasa Kesultanan Banjar dihuni oleh para puteri Sultan atau warga Sultan dari pihak perempuan. Rumah Balai Bini merupakan tempat tinggal para pengasuh.

Pada Rumah Balai Bini, tubuh bangunan induk memakai atap perisai yang disebut Atap Gajah, sedangkan sayap bangunan (anjung) memakai atap sengkuap/lessenaardak yang disebut Atap Anjung Pisang Sasikat


Ciri - Ciri 

•Pada mulanya tubuh bangunan induk rumah adat Balai Bini ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang dari depan ke belakang yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap perisai yang dalam bahasa Banjar disebut Atap Gajah. Atap perisai ini menutupi mulai ruang Surambi Pamedangan hingga ruang-ruang yang ada di belakangnya. Bentuk bangunan pokok ini biasa dinamakan Rumah Gajah.

•Dalam perkembangannya kemudian Rumah Gajah yang berbentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau samping kanan bangunan atau kedua-duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang. Kedua ruangan ini berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Ruang tambahan ini disebut anjung. Kedua buah anjung ini ditutup dengan atap sengkuap yang disebut Atap Pisang Sasikat, bentuk inilah yang dinamakan Rumah Balai Bini. Dalam perkembangannya selanjutnya di belakang Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang beratap sengkuap Pisang Sasikat ini selanjutnya disumbi (disambung) lagi dengan atap jurai luar (jurai laki) sehingga ruangan tambahan ini dinamakan Anjung Jurai Kanan dan Anjung Jurai Kiwa.

•Perkembangan Rumah Balai Bini lebih lanjut terdapat pada atap sengkuap Sindang Langit (atap emper depan) yang ditambahi Jurai Luar yang melebar ke atap emper samping kanan maupun kiri bangunan yang menyatu dengan atap anjung kanan dan atap anjung kiwa disertai penambahan tiang-tiang emper.


Denah






Urutan ruang yang terdapat pada rumah adat bilik bini adalah sebagai berikut :

1)Surambi Muka
Merupakan emper depan rumah dilengkapi dengan tangga berjenjang dalam jumlah ganjil misalnya tiga atau lima trap untuk menaiki Surambi Sambutan.

2)Surambi Sambutan (Ambin)
Merupakan teras terbuka dikelilingi railings yang disebut Kandang Rasi dilengkapi dengan tangga berjenjang dalam jumlah ganjil misalnya tiga atau lima trap untuk menaiki Surambi Pamedangan.

3)Pamedangan (paseban/palatar dalam)
Merupakan ruang setengah terbuka dikelilingi railings yang disebut Kandang Rasi.

4)Paluaran atau Ambin Sayup
Merupakan Ruang Tamu, paluaran menggunakan tataban

5)Palidangan atau Ambin Dalam
Diapit oleh Anjung Kanan dan Anjung Kiwa.

6)Padapuran atau Padu
Merupakan ruang Pantry.

7)Surambi Sambutan
Terdapat 4 buah pilar yang menyangga atap emper depan memakai atap sengkuap yang dalam bahasa Banjar disebut Atap Sindang Langit. Keempat pilar ini dapat pula diganti dengan konsol.

8)Dinding depan (Tawing Hadapan)
Terdapat 1 Lawang Hadapan (pintu masuk), di antara pintu masuk terdapat jendela sebelah kanan dan kiri.

9)Serambi pamedangan (teras)
Menggunakan pagar Kandang Rasi.

10)Sayap bangunan (anjung)
Memakai atap sengkuap/zaldedaak ( atap pisang sasikat) seperti pada rumah Bubungan Tinggi.

11)Bagian atas teras (serambi Pamedangan)
Kadang-kadang memakai bentuk lengkung (gerbang).

12)Surambi Sambutan (teras emper), menggunakan pagar Kandang Rasi.



4.RUMAH BALAI LAKI


Rumah Ba'anjung tipe Balai Laki adalah salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Rumah adat Banjar tipe ini dalam sejarah Banjar dikenal sebagai rumah hunian para Punggawa mantri dan para prajurit pengawal keamanan Kesultanan Banjar.
Bentuk atap pada bangunan depan/rumah induk Rumah Ba'anjung Balai Laki memakai atap pelana, sedangkan pada sayap bangunan (Anjung) memakai atap sengkuap yang disebut atap Pisang Sasikat seperti pada rumah Bubungan Tinggi.
Dalam bentuk umum Balai Laki sama dengan Palimbangan, tetapi dengan ukuran lebih kecil dan sama-sama menggunakan atap pelana dan diberi Sungkul Atap bertatah dan bisa memakai anjung namun berbeda bentuknya.


Ciri – ciri 


•Tubuh bangunan induk rumah adat Balai Laki ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap pelana, sehingga terlihat tebar layar yang dalam bahasa Banjar disebut Tawing Layar. Atap pelana ini menutupi mulai ruang Pamedangan (Paseban) hingga ruang-ruang yang ada di belakangnya. Bentuk bangunan pokok ini biasa dinamakan Rumah Laki (bahasa Betawi: Rumah Gudang)

•Dalam perkembangannya kemudian Rumah Laki yang berbentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau kanan bangunan atau kedua-duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang

•Dalam perkembangannya selanjutnya di belakang Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang beratap sengkuap Pisang Sasikat ini selanjutnya disumbi (disambung) dengan atap jurai luar (jurai laki) sehingga ruangan tambahan ini dinamakan Anjung Jurai Kanan dan Anjung Jurai Kiwa

•Dinding rumah yang menghadap ke depan disebut Tawing Hadapan dengan satu pintu masuk Lawang Hadapan, sedangkan sebelah kanan dan kiri pintu depan masing-masing terdapat jendela berjeruji berdaun dua membuka ke depan pula.

•Beranda atau palatar dalam disebut Pamedangan (Paseban) yang ditopang oleh 4 (empat) buah pilar yang merupakan bagian dari tiang struktur. Pada sisi depan atas ruang Pamedangan terdapat Jurai Atas (tirai atas) dalam posisi menghadap ke depan yang tersusun dari papan ukiran mendatar atau melengkung

•Selanjutnya pada atap bangunan induk Rumah Balai Laki tersebut pada emper depannya disambung dengan atap sengkuap yang disebut Atap Sindang Langit sehingga dibawahnya terbentuk teras serambi yang disebut Surambi Sambutan atau Ambin

•Perkembangan lebih lanjut untuk memperluas area atap emper Sindang Langit tersebut disumbi/ditambahi Jurai Luar sehingga atap ini semakin melebar ke emper samping kanan maupun emper samping kiri bangunan induk sehingga bertemu atau menempel dengan atap anjung kanan dan atap anjung kiwa disertai penambahan tiang-tiang emper (tihang anak)



Denah




1)Surambi sambutan (ambin)
Serambi/teras yang merupakan ruang terbuka yang umumnya ditutupi atap sengkuap yang dinamakan Pisang Sasikat (atau atap model lain) yang terdapat pada emper depan rumah Banjar yang berfungsi untuk menyambut tamu

2)Pamedangan (paseban)
Beranda / palatar dalam yang merupakan ruang setengah terbuka pada rumah tradisonal suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan dan sekitarnya

3)Paluaran (ambin sayup)
Ruang tamu utama pada bagian dalam rumah Banjar yang bersifat Semi Private

4)Palidangan (ambin dalam)
Ruang dalam yang berada di belakang Tawing Halat yang merupakan ruang induk pada jenis-jenis rumah Banjar

5)Padu (padapuran)
Ruang pantry pada rumah Banjar (rumah Bubungan Tinggi) yang terletak pada bagian paling belakang rumah Banjar dan pada bagian tersebut terdapat ruang Pambasuhan (Ruang Basuhan) untuk tempat mencuci



SUMBER :

  • https://id.wikipedia.org
  • http://kisahasalusul.blogspot.com/2016/03/rumah-adat-kalimantan-selatan.html
  • http://www.getborneo.com/rumah-adat-kalimantan-selatan/