Sabtu, 15 Oktober 2016

ANALISA TIPOLOGI BANGUNAN - ARSITEKTUR KLASIK DAN ARSITEKTUR MODERN

 ARSITEKTUR KLASIK



Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya.

Perkembangan arsitektur di Yunani dimulai dari sejarah peradaban bangsa – bangsa yang mendiami pulau Kreta, Mikena dan wilayah dataran Yunani, yaitu:
  • Bangsa Minos (Minoan) 1600 SM


  • Bangsa Mikena (Mycenaean) 1100 SM


  • Bangsa Yunani (Greece) 800 SM

Ketiga bangsa tersebut memiliki ciri khas antara lain kehidupan yang damai (Minoan); masyarakat yang ahli dalam bangunan, seni, administrasi, perang (Mycenaean); politik bebas dan kesamaan pola budaya (Greece).

Pada perkembangannya terdapat 3 kebudayaan yang berpengaruh, yaitu :

  1.  Kebudayaan Creta (1500 – 1100SM)



 

Penduduknya berasal dari Asia Kecil yang berimigrasi ke pulau Kreta dan sekitarnya serta membawa budaya asalnya. Namun pada tahun 1400 SM dikuasai bangsa Mikena dan mencapai masa kejayaan pada tahun 1200 SM.

Bangunan rumah tinggal menggunakan atap datar yang merupakan typical daerah timur, sedangkan cahaya dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang menggunakan “Cella”, yaitu ruang yang keempat sisinya tertutup (massif dengan satu sisi sebagai bukaan (pintu).

Pada masa ini orientasi bangunan menghadap dari utara – selatan, dengan fasad bangunan yang simetris dan dinding dalamnya biasanya terdapat lukisan dinding yang disebut FRESKA.

            Bahan bangunan pada masa ini adalah :
            
            ~) Memakai batu pecah atau batu gamping /gips yang dikeraskan untuk lapisan lantai
            ~) Dinding menggunakan bata yang dikeringkan
            ~) Dan atap menggunakan kayu

    2.  Kebudayaan Cycladic




       Arsitekturnya hampir sama dengan dengan kebudayaan bangsa Creta, namun pada                              istana terdapat rumah – rumah kecil yang disebut Megaron.

           Megaron, adalah unit rumah tinggal dengan fasilitas :
           
           ~) Berbentuk cella yagn dilengkapi dengan lobby/vestibulle.
           ~) Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam.
           ~) Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan di bagian paling belakang.



     Pada periode geometris (1100 – 700 SM), bangsa Mikena dikalahkan oleh bangsa Dorian yang disiplin , kesukuan dan berjiwa militan. Pada masa ini muncul dasar – dasr perencanaan dalam arsitektur ;yaitu ORDER, PRODUKSI, KESEIMBANGAN , dan KEBIJAKSANAAN.

     Pada periode Archaic (700 – 500 SM), masyarakat mengenal bahan Stuco (campuran kapur dan marmer bubuk) juga bentuk bangunan 4 persegi panjang dengan dinding tanpa lubang jendela dan dikelilingi oleh kolom – kolom ( PERISTYLE ). Order Doric dan Ionic diperkenalkan melalui kolom- kolom bangunan. Konsep dari struktur yaitu POST dan LINTEL.


3.   Arsitektur Yunani daratan
          
          Ada dua phase peradaban Yunani Daratan, yaitu Hellenic dan Hellenistik.

                 a)  Phase Hellenic (650 – 323 SM)



     Karakter masyarakatnya sangat menjunjung tinggi kepercayaan dan seni, sehingga kuil menjadi bagian yang terpenting. Pada mulanya kuil mengambil bentuk dasar dari Megaron selanjutnya dikembangkan.
          
       Konstruksi utama memakai system kolom (tiang) dan balok (gelagar). Bentuk-bentuk dari konstruksi kayu ditiru pada bahan yang lain yaitu marmer “Carpentry in marble” mulai tahun 600 BC. Dinding memakai bata yang dikeringkan atau dengan terakota.
    
     Penyelesaian eksterior lebih dipentingkan karena masyarakat Yunani berkosentrasi pada elemen yang cocok dengan iklim serta masyarakat pemakainya (masyarakat Yunani senang dengan udara terbuka) terutama Kuil dan Agora.
   
      Hubungan dengan dewanya terjadi di udara terbuka dengan angin yang berhembus sepoi melalui “Collonade” yaitu barisan tiang yang menopang atap pada serambi memanjang serta “Portico” yaitu barisan tiang penopang atap pada serambi depan (memendek), sebagai ucapan selamat datang dengan permainan bayangan gelap terang oleh tiang (kolom) gaya Doric yang tertimpa sinar matahari.
  
     Disempurnakannya order Dorie, Ionic, Corinthian. Dan bermunculan bangunan - bangunan baru seperti STOA, Theatre, dan Balai Pertemuan


                 b)  Phase Hellenistik (323 – 30 SM)




  Pada tahun 480 BC Persia menghancurkan Yunani, Akropolis kota diatas bukit sebagai kompleks bangunan suci juga ikut hancur. Oleh Perikles pemimpin Yunani, Athena dibangun kembali.

   Pada phase ini banyak dibangun public building (bangunan umum) yang berkembang sangat pesat, bervariasi dan berkesan megah.

   Banyak dibangun “Stoa” yaitu teras memanjang bertiang banyak yang menghubungkan antara bangunan yang satu dengan yang lainnya serta berfungsi sebagai tempat untuk diskusi yang beratap agar terhindar dari hujan dan terik matahari. Stoa merupakan pasangan dari “Agora” yaitu tempat untuk pertemuan umum di luar juga sekaligus sebagai pasar bagi masyarakat Yunani (terutama di Athena).


     Ciri – ciri Arsitektur Yunani, yaitu :

  • Simplicity ( Kesederhanaan )
          NARCICISME yaitu mencinyai kesederhanaan pribadi
  • Clarity ( Kejelasan )
          Bentuk struktur yang sederhana terdiri dari tiang dan balok
  • Adaptif (dapat diterapkan dimana saja)
  •  Exterior intention (mengutamakan ruang luar)
          Kegiatan lebih banyak diluar gedung
  • Dan terdapatnya order




     Tiga order Arsitektur Kuil Yunani

     Orang – orang Yunani mengembangkan 3 sistem arsitektur yang masing – masing dengan
     proporsi mereka sendiri yang khas dan detil, yaitu:

  •                  IONIC




             Gaya ionic yang tipis dan lebih elegan. Pada bagian puncaknya dihiasi dengan desain gaya ini ditemukan di Yunani Timur.
        
         Kolom ionik biasanya berdiri di atas dasar yang memisahkan batang kolom dari stylobate atau platform. Puncak kolom memiliki karakteristik volutes bergulir berpasangan yang diletakkan ditutup di bentuk (echinus) dari kolom, atau mata air didalamnya.

  •            DORIC




             Gaya ini terlihat kokoh dengan puncak yang biasa atau tidak berornamen. Gaya ini digunakan di daratan Yunani dan koloni di Itali selatan dan bagian sisilia. Kolom ini berdiri langsung di trotoar datar (stylobate)dari kuil, poros vertikal mereka bergalur pararel dengan alur cekung.

  •            KORINTUS


          

      Gaya ini terlihat lembut, langsing dan rumit. Pada bagian puncaknyadihiasi dengan daun Acanthus. Dalam hal proporsi, kolom ini mirip dengan kolom ionik yang mungkin dibuat lebih ramping, namun berdiri terpisah oleh modal yang khas yang di pahat.


            Peninggalan arsitektur di Yunani, adalah bukit ACROPOLIS, yaitu tempat bekas pertahanan yang berada di tempat yang strategis namun tidak terorganisir (sesuai dengan tapaknya yang berkontur). Di bukit inilah banyak terdapat peninggalan-peninggalan arsitektur, yaitu :

  • PROPILAE


      Yang merupakan gerbang ke tempat-tempat suci dan juga sekaligus sebagai tempat melakukan pagelaran seni dan pertemuan umum. Order yang ada pada bangunan ini adalah Doric dan Ionic yang terbut dari batu pualam dan jika terkena sinar matahari akan menghasilkan efek warna abu keemasan.

  • AGORA




           Yang merupakan tempat umum yang dipakai untuk tempat berkumpulnya masyarakat (semacam alun-alun yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan).

  • STOA

                  Merupakan tempat seperti teras dengan tiang yang berderet yang berfungsi untuk berteduh dari terik matahari dan hujan; juga sebagai pembatas yang menghubungkan dengan Agora.

  • THEATER



        Merupakan tempat pertunjukan yang bangunannya berbentuk setengah lingkaran yang terbuka dan menempel pada lereng-lereng gunung. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk persembahan tari drama dan nyanyi bagi dewa Dionisious.

  •   PARTHENON

              Merupakan bangunan persegi yang memanjang dengan deretan kolom luar yang bercirikan gaya Doric. Di tempat ini juga terdapat tempat patung dewa yaitu CELLA LONGITUDINAL.

  •   STADIUM DAN GYMNASIUM


           Sebagai tempat berolahraga yang merupakan bangunan terbuka.           




ARSITEKTUR MODERN



Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah façade, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.

Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of The Master : A Personal View of Modern Architecture”, 1978, perkembangan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para arsitek pada masa itu menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eclecticism pada tiap rancangannya. Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern.
Menurut Peter Gossel dan Gabriele Leu Thauser dalam bukunya yang berjudul, “Achitecture in the 20th century”, 1991.

Ciri – ciri dari arsitektur modern adalah: 
  • Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis. 
  • Berupa khayalan, idealis 
  • Bentuk tertentu, fungsional,Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.  
  • Less is more ,Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut. 
  • Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak,Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.
  • Singular (tunggal), Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam). 
  • Nihilism, Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya. 
  • Kejujuran bahan ,Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Material-material tersebut dimunculkan apa adanya untuk merefleksikan karakternya yang murni, karakter tertentu yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis material tersebut. Memberi sentuhan plastis seperti membungkus bahan dengan bahan lain adalah upaya yang tidak dibenarkan karena dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli yang dimiliki oleh bahan tersebut.


          Misal :

                 1)      Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin. 
                 2)      Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis. 
                 3)      Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.


 Pemahaman Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern 

Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang. Namun dalam pembahasan ini penekanan lebih pada pembahasan bentuk dan ruang, ciri pokok dari bentuk adalah ”ada dan nyata atau terlihat atau teraba”, sedangkan ruang memiliki ciri khas “ada dan tak terlihat atau tidak nyata”. Berikut adalah penjelasan mengenai bentuk dan ruang :

  •   Bentuk


Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode yang membingungkan bagi para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan bangunan yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya, dan pelaku yang antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan metode baru struktur seperti terlibat juga pada ekspresi yang baru. 

Dalam arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang tepat agar menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya. Solusi-solusi yang unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena semua style lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya. 

  •    Ruang


Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran dalam memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Renesan telah mengulangi proses dan dapat melihat tampak luar dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa Yunani) dan terpisah dari seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.

Konsep ruang pada arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur dipahami dalam tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan dengan pengamat. Ruang yang didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat diterusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan.

Pada perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap. Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah yang fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur.


Berikut adalah pendapat para arsitek terkemuka mengenai arsitektur modern:

v 
  •  Le corbuzier, [ villa savoye ]






1)      Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana. 

2)      Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan ditekankan pada fungsinya. Bentuk bersifat kubisme dan futuris.


v 
  •  Mies van de Rohe, [ Farnsworth house, Fox River, Illinois ]






1)       Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones).

2)      Bentuk bersifat kubisme dan futuristik.

  •        Walter Gropius, [ Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line ]




1)      Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya, baru setelah itu beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari produk industri dan bukan dari alam.

2)      Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola perletakan ruang yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan penghuninya. 

  •         Frank Lloyd Wright, [ Falling Water ]




 



1)      Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam. Bagaimana lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam, atau mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam.

2)      Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan merespon kondisi alam, korelasi alam,topografi dengan arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk site itu sendiri.




SUMBER :

*) http://cv-yufakaryamandiri.blogspot.co.id/2012/10/konsep-bentuk-dan-ruang-dalam.html
*) http://exzanu.blogspot.co.id/2010/06/perkembangan-arsitektur-yunani.html

Kamis, 13 Oktober 2016

DESAIN ARSITEKTUR YANG MEMPERDULIKAN LINGKUNGAN SEKITARNYA


     Green Architecture atau Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim dalam mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

     Tujuan utama dari bangunan ramah lingkungan ini adalah mengurangi dampak negatif sebuah bangunan terhadap lingkungan dan kesehatan penghuninya. Yang menjadi ciri dari sebuah green building di antaranya adalah lebih banyak ruang terbuka untuk tanaman sehingga perbandingan antara bangunan dan ruang terbuka lebih harmonis.

        Ciri-ciri konsep green architecture ini adalah, pertama: bangunan memiliki banyak bukaan seperti jendela-jendela yang besar dan tinggi. Dengan banyak bukaan, rumah akan lebih banyak mengadopsi udara dan cahaya alami sekaligus mengurangi penggunaan energi listrik pada siang hari. Selanjutnya, bangunan-bangunannya lebih tinggi, yakni plafon yang dibuat lebih dari tiga meter. Ciri ke tiga, biasanya konsep seperti ini kerap memanfaatkan banyak lansekap, seperti taman di area depan maupun belakang bangunan.

      1.       PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :

  • Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
  • Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
  • Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
  • Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
  • Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
  • Merespon  keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
  • Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

       2.       SIFAT-SIFAT PADA BANGUNAN BERKONSEP GREEN ARSITEKTUR

   Green Architecture (arsitektur hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.
  
  Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly(ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

A.) Sustainable (Berkelanjutan)

                 
                 Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman,
                 konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan
                 perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

           B.) Earthfriendly (Ramah Lingkungan)

     
    Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila
    bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap
    lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga
    menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep green
    architecture    mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek
    pendukung lainnya.

C.)  High Performance Building (Bangunan dengan Performa yang Baik)

   Bangunan berkonsep Green Arsitektur mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya
   dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Mengapa pada
   bangunan Green Arsitektur harus mempunyai sifat ini? Salah satu fungsinya ialah untuk
   meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam
   (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology
   performance). Contohnya :

               1).    Penggunaan panel surya (solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari
                       sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.

              2.)    Penggunaan material – material yang dapat didaur ulang, penggunaan konstruksi
                      konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung
                      konsep Green Arsitektur. Bangunan perkantoran yang menggunakan bentuk bangunan
                      untuk menyatakan simbol Green Arsitektur.




Wind House / OPENSPACE DESIGN

 

  • Architects            : OPENSPACE DESIGN 
  • Location              : Noble Residence, Bangkok, Thailand
  • Lead Architects    : Chakrawan Smatasoraboosya, Monthon Sanguanpog, Songpon Jirayasi
  • Area                    : 675.0 sqmp
  • roject Year           : 2013



Pada project wind house ini, sang pemilik menerapkan design yang sesuai dengan kondisi lahan yang dimiliki. Lahan tersebut terdapat di tepi batas sebuah perumahan, sehingga memiliki kondisi alam yang masih terjaga nan hijau karena tidak tersentuh oleh pembangunan lanjutan yang berada di sekitarnya. Kondisi alam seperti ini memberikan kondisi nyaman dan tentram bagi pemiliknya.


Rumah ini dirancang dengan konsep “how to live comfortably with nature”. Oleh karena itu, orientasi bentuk bangunan dan ruang dalam bangunan ini harus memungkinkan agar angin bisa mengalir masuk ke dalam bangunan dan memungkinkan pula masuknya cahaya matahari tanpa menangkap panas yang berlebihan akibat sinar matahari, disaat yg sama juga sang arsitek merangcang agar sang pemilik bisa melihat taman luar dari dalam bangunan.


 





Bangunan ini dirancang dengan konsep C-Shape (berbentuk C), dimana pada sisi kanan menyediakan halaman yang cukup luas dan disisi sebrangnya merupakan area hijau yang cukup besar. Walaupun berkonsep Openspace, namun segi privasi pada bangunan ini tetap terjaga dengan adanya void yang dirancang sedemikan rupa sehingga dapat menghalang pandangan kedalam namun tetap menangkap angin dan cahaya yang sebanyak-banyaknya sehingga tetap mengacu pada konsep rumah yang bersahabat dengan alam.



Strategi design yang paling menonjol pada bangunan ini adalah untuk menciptakan “seemless boundary” atau tidak ada batas antara bangunan dengan alam, indoor, dan outdoor.  Semua area umum serta sirkulasi diperlakukan sebagai ruang "Semi-terbuka", di bawah atap tapi tanpa dinding, menghubungkan ke halaman harmonis. Selain itu, beberapa fungsi tertutup masih opsional untuk mendapatkan udara yang segar kadang-kadang dengan menggeser partisi tinggi penuh ke samping. Ini akan memungkinkan ruang pada bangunan untuk melihat lebih luas, lebih lapang dan untuk menangkap angin.



SUMBER :