Kamis, 13 Oktober 2016

DESAIN ARSITEKTUR YANG MEMPERDULIKAN LINGKUNGAN SEKITARNYA


     Green Architecture atau Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim dalam mengonsumsi sumber daya alam, termasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

     Tujuan utama dari bangunan ramah lingkungan ini adalah mengurangi dampak negatif sebuah bangunan terhadap lingkungan dan kesehatan penghuninya. Yang menjadi ciri dari sebuah green building di antaranya adalah lebih banyak ruang terbuka untuk tanaman sehingga perbandingan antara bangunan dan ruang terbuka lebih harmonis.

        Ciri-ciri konsep green architecture ini adalah, pertama: bangunan memiliki banyak bukaan seperti jendela-jendela yang besar dan tinggi. Dengan banyak bukaan, rumah akan lebih banyak mengadopsi udara dan cahaya alami sekaligus mengurangi penggunaan energi listrik pada siang hari. Selanjutnya, bangunan-bangunannya lebih tinggi, yakni plafon yang dibuat lebih dari tiga meter. Ciri ke tiga, biasanya konsep seperti ini kerap memanfaatkan banyak lansekap, seperti taman di area depan maupun belakang bangunan.

      1.       PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :

  • Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
  • Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
  • Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang /
  • Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
  • Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
  • Merespon  keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
  • Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

       2.       SIFAT-SIFAT PADA BANGUNAN BERKONSEP GREEN ARSITEKTUR

   Green Architecture (arsitektur hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.
  
  Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly(ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

A.) Sustainable (Berkelanjutan)

                 
                 Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman,
                 konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan
                 perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

           B.) Earthfriendly (Ramah Lingkungan)

     
    Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila
    bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap
    lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga
    menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep green
    architecture    mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek
    pendukung lainnya.

C.)  High Performance Building (Bangunan dengan Performa yang Baik)

   Bangunan berkonsep Green Arsitektur mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya
   dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Mengapa pada
   bangunan Green Arsitektur harus mempunyai sifat ini? Salah satu fungsinya ialah untuk
   meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam
   (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology
   performance). Contohnya :

               1).    Penggunaan panel surya (solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari
                       sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.

              2.)    Penggunaan material – material yang dapat didaur ulang, penggunaan konstruksi
                      konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung
                      konsep Green Arsitektur. Bangunan perkantoran yang menggunakan bentuk bangunan
                      untuk menyatakan simbol Green Arsitektur.




Wind House / OPENSPACE DESIGN

 

  • Architects            : OPENSPACE DESIGN 
  • Location              : Noble Residence, Bangkok, Thailand
  • Lead Architects    : Chakrawan Smatasoraboosya, Monthon Sanguanpog, Songpon Jirayasi
  • Area                    : 675.0 sqmp
  • roject Year           : 2013



Pada project wind house ini, sang pemilik menerapkan design yang sesuai dengan kondisi lahan yang dimiliki. Lahan tersebut terdapat di tepi batas sebuah perumahan, sehingga memiliki kondisi alam yang masih terjaga nan hijau karena tidak tersentuh oleh pembangunan lanjutan yang berada di sekitarnya. Kondisi alam seperti ini memberikan kondisi nyaman dan tentram bagi pemiliknya.


Rumah ini dirancang dengan konsep “how to live comfortably with nature”. Oleh karena itu, orientasi bentuk bangunan dan ruang dalam bangunan ini harus memungkinkan agar angin bisa mengalir masuk ke dalam bangunan dan memungkinkan pula masuknya cahaya matahari tanpa menangkap panas yang berlebihan akibat sinar matahari, disaat yg sama juga sang arsitek merangcang agar sang pemilik bisa melihat taman luar dari dalam bangunan.


 





Bangunan ini dirancang dengan konsep C-Shape (berbentuk C), dimana pada sisi kanan menyediakan halaman yang cukup luas dan disisi sebrangnya merupakan area hijau yang cukup besar. Walaupun berkonsep Openspace, namun segi privasi pada bangunan ini tetap terjaga dengan adanya void yang dirancang sedemikan rupa sehingga dapat menghalang pandangan kedalam namun tetap menangkap angin dan cahaya yang sebanyak-banyaknya sehingga tetap mengacu pada konsep rumah yang bersahabat dengan alam.



Strategi design yang paling menonjol pada bangunan ini adalah untuk menciptakan “seemless boundary” atau tidak ada batas antara bangunan dengan alam, indoor, dan outdoor.  Semua area umum serta sirkulasi diperlakukan sebagai ruang "Semi-terbuka", di bawah atap tapi tanpa dinding, menghubungkan ke halaman harmonis. Selain itu, beberapa fungsi tertutup masih opsional untuk mendapatkan udara yang segar kadang-kadang dengan menggeser partisi tinggi penuh ke samping. Ini akan memungkinkan ruang pada bangunan untuk melihat lebih luas, lebih lapang dan untuk menangkap angin.



SUMBER :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar