ARSITEKTUR KLASIK
Arsitektur klasik adalah gaya
bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti
yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya
yang lebih modern dari turunan gaya.
Perkembangan arsitektur di Yunani
dimulai dari sejarah peradaban bangsa – bangsa yang mendiami pulau Kreta,
Mikena dan wilayah dataran Yunani, yaitu:
- Bangsa Minos (Minoan) 1600 SM
- Bangsa Mikena (Mycenaean) 1100 SM
- Bangsa Yunani (Greece) 800 SM
Ketiga bangsa tersebut memiliki
ciri khas antara lain kehidupan yang damai (Minoan); masyarakat yang ahli dalam
bangunan, seni, administrasi, perang (Mycenaean); politik bebas dan kesamaan
pola budaya (Greece).
Pada perkembangannya terdapat 3 kebudayaan yang berpengaruh,
yaitu :
- Kebudayaan Creta (1500 – 1100SM)
Penduduknya berasal dari Asia
Kecil yang berimigrasi ke pulau Kreta dan sekitarnya serta membawa budaya
asalnya. Namun pada tahun 1400 SM dikuasai bangsa Mikena dan mencapai masa
kejayaan pada tahun 1200 SM.
Bangunan rumah tinggal
menggunakan atap datar yang merupakan typical daerah timur, sedangkan cahaya
dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang menggunakan “Cella”, yaitu
ruang yang keempat sisinya tertutup (massif dengan satu sisi sebagai bukaan (pintu).
Pada masa ini orientasi bangunan
menghadap dari utara – selatan, dengan fasad bangunan yang simetris dan dinding
dalamnya biasanya terdapat lukisan dinding yang disebut FRESKA.
Bahan bangunan pada masa ini adalah :
~) Memakai batu pecah atau batu gamping /gips yang
dikeraskan untuk lapisan lantai
~) Dinding menggunakan bata yang dikeringkan~) Dan atap menggunakan kayu
Arsitekturnya hampir sama dengan
dengan kebudayaan bangsa Creta, namun pada istana terdapat rumah – rumah kecil
yang disebut Megaron.
Megaron, adalah unit rumah tinggal dengan fasilitas :
~) Berbentuk cella yagn dilengkapi dengan
lobby/vestibulle.
~) Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam.
~) Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan di bagian paling belakang.
ARSITEKTUR MODERN
~) Entrance dan serambi depan yang mengarah kedalam.
~) Thelamus (ruang tidur) yang diletakkan di bagian paling belakang.
Pada periode geometris (1100 –
700 SM), bangsa Mikena dikalahkan oleh bangsa Dorian yang disiplin , kesukuan
dan berjiwa militan. Pada masa ini muncul dasar – dasr perencanaan dalam arsitektur ;yaitu ORDER, PRODUKSI, KESEIMBANGAN , dan KEBIJAKSANAAN.
Pada periode Archaic (700 – 500
SM), masyarakat mengenal bahan Stuco (campuran kapur dan marmer bubuk) juga
bentuk bangunan 4 persegi panjang dengan dinding tanpa lubang jendela dan
dikelilingi oleh kolom – kolom ( PERISTYLE ). Order Doric dan Ionic diperkenalkan melalui kolom- kolom bangunan. Konsep dari struktur yaitu POST
dan LINTEL.
3. Arsitektur Yunani daratan
Ada dua phase peradaban Yunani Daratan, yaitu Hellenic dan
Hellenistik.
a) Phase Hellenic (650 – 323 SM)
Karakter
masyarakatnya sangat menjunjung tinggi kepercayaan dan seni, sehingga kuil menjadi bagian yang terpenting. Pada mulanya kuil mengambil bentuk dasar dari Megaron selanjutnya dikembangkan.
Konstruksi
utama memakai system kolom (tiang) dan balok (gelagar). Bentuk-bentuk dari konstruksi kayu ditiru pada bahan yang lain yaitu marmer “Carpentry in marble”
mulai tahun 600 BC. Dinding memakai bata yang dikeringkan atau dengan terakota.
Penyelesaian
eksterior lebih dipentingkan karena masyarakat Yunani berkosentrasi pada elemen
yang cocok dengan iklim serta masyarakat pemakainya (masyarakat Yunani senang dengan udara terbuka) terutama Kuil dan Agora.
Hubungan
dengan dewanya terjadi di udara terbuka dengan angin yang berhembus sepoi melalui “Collonade” yaitu barisan tiang yang menopang atap pada serambi
memanjang serta “Portico” yaitu barisan tiang penopang atap pada serambi depan
(memendek), sebagai ucapan selamat datang dengan permainan bayangan gelap
terang oleh tiang (kolom) gaya Doric yang tertimpa sinar matahari.
Disempurnakannya
order Dorie, Ionic, Corinthian. Dan bermunculan bangunan - bangunan baru
seperti STOA, Theatre, dan Balai Pertemuan
b) Phase Hellenistik (323 – 30 SM)
Pada tahun 480
BC Persia menghancurkan Yunani, Akropolis kota diatas bukit sebagai kompleks
bangunan suci juga ikut hancur. Oleh Perikles pemimpin Yunani, Athena dibangun kembali.
Pada phase ini
banyak dibangun public building (bangunan umum) yang berkembang sangat pesat,
bervariasi dan berkesan megah.
Banyak
dibangun “Stoa” yaitu teras memanjang bertiang banyak yang menghubungkan antara
bangunan yang satu dengan yang lainnya serta berfungsi sebagai tempat untuk
diskusi yang beratap agar terhindar dari hujan dan terik matahari. Stoa merupakan pasangan dari “Agora” yaitu tempat untuk pertemuan umum di luar juga
sekaligus sebagai pasar bagi masyarakat Yunani (terutama di Athena).
Ciri – ciri Arsitektur Yunani, yaitu :
- Simplicity ( Kesederhanaan )
- Clarity ( Kejelasan )
- Adaptif (dapat diterapkan dimana saja)
- Exterior intention (mengutamakan ruang luar)
Kegiatan lebih banyak diluar gedung
- Dan terdapatnya order
Tiga order Arsitektur Kuil Yunani
Orang – orang Yunani mengembangkan 3 sistem arsitektur yang
masing – masing dengan
proporsi mereka sendiri yang khas dan detil, yaitu:
- IONIC
Gaya ionic yang tipis dan lebih elegan. Pada bagian puncaknya dihiasi dengan
desain gaya ini ditemukan di Yunani Timur.
Kolom ionik biasanya berdiri di
atas dasar yang memisahkan batang kolom dari stylobate atau platform. Puncak
kolom memiliki karakteristik volutes bergulir berpasangan yang diletakkan ditutup di bentuk (echinus) dari kolom, atau mata air didalamnya.
- DORIC
Gaya ini terlihat kokoh dengan puncak yang biasa atau tidak berornamen. Gaya
ini digunakan di daratan Yunani dan koloni di Itali selatan dan bagian sisilia.
Kolom ini berdiri langsung di trotoar datar (stylobate)dari kuil, poros
vertikal mereka bergalur pararel dengan alur cekung.
- KORINTUS
Gaya ini terlihat lembut, langsing dan
rumit. Pada bagian puncaknyadihiasi dengan daun Acanthus. Dalam hal proporsi,
kolom ini mirip dengan kolom ionik yang mungkin dibuat lebih ramping, namun
berdiri terpisah oleh modal yang khas yang di pahat.
Peninggalan arsitektur di Yunani, adalah bukit ACROPOLIS,
yaitu tempat bekas pertahanan yang berada di tempat yang strategis namun tidak
terorganisir (sesuai dengan tapaknya yang berkontur). Di bukit inilah banyak
terdapat peninggalan-peninggalan arsitektur, yaitu :
- PROPILAE
Yang merupakan gerbang ke tempat-tempat suci dan juga sekaligus sebagai tempat melakukan pagelaran seni dan pertemuan umum. Order yang ada pada bangunan ini
adalah Doric dan Ionic yang terbut dari batu pualam dan jika terkena sinar
matahari akan menghasilkan efek warna abu keemasan.
- AGORA
Yang merupakan tempat umum yang dipakai untuk
tempat berkumpulnya masyarakat (semacam alun-alun yang berfungsi sebagai pusat
perbelanjaan).
- STOA
Merupakan tempat seperti teras dengan tiang
yang berderet yang berfungsi untuk berteduh dari terik matahari dan hujan; juga
sebagai pembatas yang menghubungkan dengan Agora.
- THEATER
Merupakan tempat pertunjukan yang bangunannya berbentuk setengah lingkaran yang terbuka dan menempel pada lereng-lereng gunung. Bangunan ini berfungsi sebagai
tempat untuk persembahan tari drama dan nyanyi bagi dewa Dionisious.
- PARTHENON
Merupakan bangunan persegi yang memanjang
dengan deretan kolom luar yang bercirikan gaya Doric. Di tempat ini juga
terdapat tempat patung dewa yaitu CELLA LONGITUDINAL.
- STADIUM DAN GYMNASIUM
Sebagai tempat berolahraga yang merupakan bangunan terbuka.
ARSITEKTUR MODERN
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam
perkembangan arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika
pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah
façade, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada
masa arsitektur modern kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus
dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang,
kemudian mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya
diartikulasikan dalam penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.
Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age
of The Master : A Personal View of Modern Architecture”, 1978, perkembangan
arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para arsitek pada
masa itu menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai
dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eclecticism pada tiap rancangannya.
Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows
Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak,
tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern.
Menurut
Peter Gossel dan Gabriele Leu Thauser dalam bukunya yang berjudul, “Achitecture
in the 20th century”, 1991.
Ciri – ciri
dari arsitektur modern adalah:
- Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
- Berupa khayalan, idealis
- Bentuk tertentu, fungsional,Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.
- Less is more ,Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.
- Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak,Penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.
- Singular (tunggal), Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).
- Nihilism, Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya.
- Kejujuran bahan ,Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca. Material-material tersebut dimunculkan apa adanya untuk merefleksikan karakternya yang murni, karakter tertentu yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis material tersebut. Memberi sentuhan plastis seperti membungkus bahan dengan bahan lain adalah upaya yang tidak dibenarkan karena dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli yang dimiliki oleh bahan tersebut.
Misal :
1)
Beton untuk menampilkan kesan berat, massif,
dingin.
2)
Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis.
3)
Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.
Pemahaman Bentuk
dan Ruang dalam Arsitektur Modern
Perkembangan Arsitektur Modern
meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep fungsi, bentuk, konstruksi dan
ruang. Namun dalam pembahasan ini penekanan lebih pada pembahasan bentuk dan
ruang, ciri pokok dari bentuk adalah ”ada dan nyata atau terlihat atau teraba”,
sedangkan ruang memiliki ciri khas “ada dan tak terlihat atau tidak nyata”. Berikut
adalah penjelasan mengenai bentuk dan ruang :
- Bentuk
Bentuk dalam
arsitektur modern adalah merupakan periode yang membingungkan bagi para
praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan
bangunan yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa
pengaruhnya, dan pelaku yang antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan
metode baru struktur seperti terlibat juga pada ekspresi yang baru.
Dalam
arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan
muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang
tepat agar menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya.
Solusi-solusi yang unik umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern
menjadikan semua bentuk mungkin untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah
bentuk-bentuk sederhana, karena semua style lama amat kompleks dan dipenuhi
oleh ornamen. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk geometri
(platonic solid) yang ditampilkan apa adanya.
- Ruang
Satu hal yang
tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran dalam
memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur
(diluar hanyalah alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Renesan telah
mengulangi proses dan dapat melihat tampak luar dari bangunan ( seperti yang
dilakukan bangsa Yunani) dan terpisah dari seni. Ciri bangunan bangunan dari
mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.
Konsep ruang
pada arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah, ruang
terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur
dipahami dalam tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan
dengan pengamat. Ruang yang didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas
dengan partisi yang dapat diterusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola
perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan.
Pada
perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap.
Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah
masalah yang fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika
yang merupakan manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur.
Berikut adalah pendapat para arsitek terkemuka mengenai
arsitektur modern:
v
- Le corbuzier, [ villa savoye ]
1) Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin,
sesuai dengan kaidah industri. Karena ruang adalah mesin untuk
ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism (kemurnian), dimana
bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan sederhana.
2) Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (le
corbusier) karena bangunan ditekankan pada fungsinya. Bentuk bersifat kubisme
dan futuris.
v
- Mies van de Rohe, [ Farnsworth house, Fox River, Illinois ]
1) Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena
dari situlah estitika berasal. Fleksibel adalah nilai tambah tersendiri bagi
sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan adaptif. Secara struktural
ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins & bones).
2) Bentuk bersifat kubisme dan futuristik.
- Walter Gropius, [ Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line ]
1) Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari
suasananya, baru setelah itu beralih pada fungsi. Keindahan ditemukan dari
produk industri dan bukan dari alam.
2) Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola
perletakan ruang yang urut berdasarkan sequence proses kegiatan
penghuninya.
- Frank Lloyd Wright, [ Falling Water ]
1) Ruang terbentuk karena interaksinya dengan
lingkungan alam. Bagaimana lingkungan binaan merespon faktor-faktor alam, atau
mengambil filosofi kesederhanaan dan kesempurnaan dari alam.
2) Bentuk suatu bangunan sangat bersifat
kontekstualism dengan merespon kondisi alam, korelasi alam,topografi dengan
arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang mengadopsi bentuk site itu
sendiri.
SUMBER :
*) http://cv-yufakaryamandiri.blogspot.co.id/2012/10/konsep-bentuk-dan-ruang-dalam.html
*) http://exzanu.blogspot.co.id/2010/06/perkembangan-arsitektur-yunani.html
SUMBER :
*) http://cv-yufakaryamandiri.blogspot.co.id/2012/10/konsep-bentuk-dan-ruang-dalam.html
*) http://exzanu.blogspot.co.id/2010/06/perkembangan-arsitektur-yunani.html