TUGAS BESAR
ILMU SOSIAL DASAR
Peranan Arsitektur Terhadap Teknologi Dan Ekonomi
DOSEN : AWAN JEMINY PUTRA
DISUSUN OLEH : SHALEH KADZIM
NPM : 26315513
KELAS : 1TB01
Universitas Gunadarma
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Teknik Arsitektur
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………3
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………….5
A. Teknologi Informasi Dalam Bidang Arsitektur
B. Perbandingan Proses Pengerjaan Arsitek Dulu Dengan Sekarang
C. Manfaat Teknologi di bidang Arsitektur
D. Hubungan Perkembangan Arsitektur dengan Revolusi Industri
E. Peranan Arsitektur dalam Investasi Sosial
BAB III PENUTUP …..…………………………………………………………………………………11
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………….12
BAB l
Pendahuluan
A. Latar belakang
Dunia
akan selalu berkembang setiap harinya, begitu juga dalam segi
pembangunan. Aktifitas manusia taakan lepas dari adanya bangunan yg
berfungsi sebagai wadah manusia dalam beraktifitas, maka dari itu
teknologi dan ekonomi akan selalu terkait terhadap arsitektur yang
berperan sebagai perancang sebuah bangunan. Perubahan zaman menuntut
arsitek lebih berperan dalam meningkatkan kemajuan pembangunan dalam
negeri. Bersamaan dengan itu maka peran arsitek bukan hanya membangun
satu bangunan berdiri kokoh tetapi membuat bagaimana satu bangunan dapat
berdiri serta memiliki nilai khas yg membutuhkan teknologi yg mumpuni
sehingga memiliki nilai ekonomi yg tinggi.
Dalam hal ini, arsitektur
membutuhkan teknologi yang berguna untuk membantu kinerja sang arsitek
dalam mendesain serta merancang suatu bangunan. Tidak hanya itu, sang
arsitek juga harus bisa memperhitungkan keefisienan suatu bangunan
bedasarkan segi ekonomi, sehingga dapat menciptakan suatu bangunan yg
ekonomis dan tepat guna. Maka dari itu, diperlukan ilmu Arsitektur untuk
dapat menggabungkan ilmu teknologi dan ilmu ekonomi didalamnya.
B. Rumusan Masalah :
1. Hubungan Arsitektur dengan Teknologi Informasi ?
2. Perbandingan proses pengerjaan arsitek dulu dengan Sekarang?
3. Manfaat Teknologi dibidang Arsitektur ?
4. Hubungan perkembangan Arsitektur dengan Revolusi Industri ?
5. Peranan Arsitektur dalam Investasi Sosial ?
C. Tujuan Masalah :
1. Agar masyarakat lebih memahami mengenai hubungan teknologi dengan bisang Aristektur
2. Mengetahui perbedaan Arsitektur terdahulu dan sekarang
3. Mengetahui Maafaat Teknologi pada Arsitektur
4. Memberi tahu bahwa perkembangan Arsitektur juga terkait dengan Revolusi Industri
5. Memberi tahu peranan Arsitektur dalam investasi sosial
BAB II
Pembahasan
A. Teknologi Informasi Dalam Bidang Arsitektur
Teknologi
adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam
menjadi alat-alat sederhana. Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan
sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat,
teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global
masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak
proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki,
yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan, dan
merusak Bumi dan lingkungannya.
Teknologi, di pihak lain, adalah
aplikasi dari prinsip-prinsip keilmuan, sehingga menghasilkan sesuatu
yang berarti bagi kehidupan manusia. Aplikasi prinsip-prinsip ini dapat
dalam lapangan teknik maupun sosial. (supriadi, 1994;116).
Terkait
teknologi, komputer dalam dunia arsitektur telah dimulai sejak komputer
ditemukan. Bentuk keterlibatan itu tentu tidak sama dengan yang kita
pikirkan saat ini. komputer generasi terkini menghasilkan gambar-gambar
yang sangat realistis, itu seolah-olah menjadi bukti dominan
keterlibatan komputer dalam arsitektur. Sedangkan komputer generasi
terdahulunya, pertama kali komputer terlibat dalam desain arsitektur
dalam bentuk bantuan menghitung konstruksi, penggambaran dan semacamnya.
Proses
arsitektur memanfaatkan komputer sejalan dengan perkembangan kemampuan
komputer. Saat komputer generasi baru mampu melakukan perhitungan berat
seperti yang diperlukan pada proses render arsitektur 3D, maka dunia
desain arsitektur menanggapi dengan optimis dan ketertarikan yang
tinggi. Dari hal tersebut gambar-gambar presentasi desain arsitektur
nyaris tidak dapat dibedakan dengan kondisi nyata. Jika kita memakai
proses desain yang paling sederhana, yang telah dipakai oleh para
arsitek sejak ratusan tahun yang lalu, maka terlihat bahwa komputer
dapat berperan di tahap mana saja.
B. Perbandingan Proses Pengerjaan Arsitek Dulu Dengan Sekarang
Sketsa
merupakan lukisan awal yang kasar dan ringan yang umumnya digunakan
sebagai kerangka dalam menghasilkan karya lukis yang utuh atau sebagai
langkah awal untuk mengemukakan gagasan tentang sesuatu. Gambar sketsa
dapat digolongkan dalam seni rupa murni, namun tujuannya dapat juga
menjadi seni terapan. Ketika seorang arsitek membuat sebuah sketsa untuk
desain arsitekturnya maka nilai guna pada sketsa tersebut menunjukkan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan
Sketsa Awal (gagasan awal untuk diskusi dengan klien maupun tim
perencana baik secara 2D, 3D, animasi maupun virtual reality), Dalam hal
pembuatan sketsa awal, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para arsitek, dalam membuat konsep menggunakan
sketsa tangan, dan visualisasi warna menggunakan, pencil warna, spidol,
cat air, cat minyak, sedangkan era sekarang pembuatan sketsa bukan saja
manual akan tetapi bisa melalui media smart phone, net book dan computer
serta berbagai pengolahan data dengan software-software yang berkaitan
dengan desain interior. Divisualisasikan melalui olahan render, salah
satunya yakni software AutoCad.
Perhitungan-perhitungan (konstruksi,
fisika bangunan), Dalam hal perhitungan-perhitungan, hasil analisi,
dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para arsitek,
perhitungan biaya bisa menggunakan mesin hitung, kini ada beberapa mesin
hitung yang bias diadopsi dari software-sofware terkait beitupun juga
perhitungan konstruksi.
Pengembangan Desain (menuju ke karya desain
yang lebih terpadu dalam bentuk animasi maupun virtual reality yang
dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan teknik morphing),
Dalam pengembangan desain, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan
era sekarang adalah: dahulu para arsitek, dalam pengembangan desain bisa
saja menggunakan sketsa dan gambar dengan bantuan meja gambar teknik,
kini diera sekarang lebih terpadunya menggunakan sketsa, gambar kerja
dengan bantuan komputer dengan software Auto Cad, 3D Max, Sketchup,
dengan file berupa soft copy dan hard copy berupa hasil print. Pada
proyek besar kini animasi juga dilibatkan untuk lebih terpadunya
keseluruhan pengembangan desain yang ingin dipresentasikan.
Presentasi
(penyajian produk desain akhir), Dalam Presentasi, hasil analisis,
dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para arsitek
dalam mempresentasikan desain masih berupa media yang didukung
keterampilan tangan atau manual, kini dengan komputer berupa software
auto cad, 3D Max, sketchup,3D Maya, dan virtual pendukung lainnya,
presentasi dapat lebih mudah menerjemahkan maksud desainer/arsitek
ataupun menerjemahkan keinginan klien, akurasi gambar lebih tepat dan
visualisai lebih nyata. Sehingga bagi klien yang sedikit awam tidak
kebingungan untuk mengerti presentasi desain yang disajikan.
Pembuatan
gambar kerja, Dalam pembuatan gambar kerja, hasil analisis,
dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para arsitek
membuat gambar kerja dengan bantuan meja gambar teknik, sedangkan kini
meja gambar teknik sedikit-demi sedikit mulai ditinggalkan diganti
dengan software autocad pada komputer untuk mendapatkan akurasi dan
kecepatan penyelesaian gambar kerja. Akan tetapi pembuatan gambar kerja
dalam hal perkuliahan masih dimanfaatkan pada mahasiswa
semester-semester kecil sebagai latihan tangan dalam mengolah ketegasan
garis mahasiswa.
Pengarsipan Karya Desain (menyimpan karya desain
secara sistematis dan aman untuk dipergunakan di lain waktu). Dalam
pengarsipan karya desain, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para arsitek sebelum ada komputer generasi baru
yang bisa menjalankan software menggambar, arsip-arsip disimpan pada
rack dan almari simpan, kini pengarsipan secara sistematis bias disimpan
di komputer pada folder-folder berupa soft copy dan internet melalui
email, arsip-arsip dalam bentuk Hard copy juga masih dibutuhkan, sebagai
bagian dari portfolio. File-file di komputer dikatakan aman apabila
juga di transfer datanya pada cd/dvd untuk antisipasi kerusakan dari
komputer.
C. Manfaat Teknologi di bidang Arsitektur
Dalam
bidang arsitektur bukan hanya pengguna bangunan yang akan menikmati
tekonologi yang maju, namun juga dinikmati oleh pihak perancang banguna.
Di bidang bangunan / arsitektur, manusia akan lebih dimudahkan hidupnya
dengan bantuan IT. Kegiatan perancangan dan pembangunan gedung pasti
membutuhkan beberapa data yang mendukung untuk dibangunnya suatu gedung /
rumah. Dengan ternik konvensional pengumpulan data cukup sulit untuk
dilakukan dan pada akhirnya kesesuaian antara spesifikasi bangunan dan
keadaan sesungguhnya menjadi berkurang. Akan tetapi seiing dengan
majunya teknologi informasi, kegiatan pengumpulan data menjadi lebih
cepat dan lebih sesuai dengan kriteria dari jenis bangunan yang akan
dibuat (misalnya data kelembaban tanah, data kadar air tanah, data
jumlah populasi dalam suatu daerah, data tingkat polusi udara, dan
lain-lain). Dengan pengaplikasian IT pada arsitektur, pencemaran
lingkungan dan kerusakan alam dapat diminimalisir dan tingkat keamanan
dari bahaya semakin meningkat.
Selain kemudahan yang dialami oleh
pihak perancang / arsitek, ada juga kemudahan bagi para pengguna
bangunan. Ketika IT sudah terintegrasi dengan semua bagian rumah, segala
urusan yang seringkali membuat repot dapat diminimalisir. Pencegahan
dari terjadinya bahaya mengancam seperti pencurian dan kebakaran, bahkan
pencegahan dari hal sepele seperti jemuran yang basah terkena hujanpun
membaik.
Contoh pengaplikasian dari IT di bidang arsitektur bagi
arsitek yaitu penggunaan internet untuk mendapatkan berbagai macam model
bangunan yang hendak dibuat. Dengan menggunakan search engine seperti google.com, yahoo.com,
altavista, dan sebagainya seorang arsitek dapat menemukan inspirasi dan
memilih model yang akan digunakan. Selain itu informasi keadaan daerah
yang akan dibangunpun dapat dicari menggunakan search engine atau
menggunakan aplikasi peta seperti Google Earth.
Penggunaan internet
memang baik, namun dalam hal model bangunan tidak selalu sesuai dengan
pikiran sang arsitek dan keinginan konsumen. Ada kalanya kita harus
menggunakan cara lain seperti penggunaan aplikasi 3D yang terhubung
dengan layanan peta internet seperti Google Maps atau Wikimapia yang
digunakan untuk merancang bangunan secara cepat, akurat, dan sesuai
dengan keinginan konsumen. Demikian juga mengenai informasi dareah
tempat bangunan yang didapat dari internet tidak selalu dapat dipercaya.
Seorang arsitek nantinya akan menggunakan alat untuk melihat struktur
tanah melalui tingkat suhu dan kelembaban tanah dengan menggunakan
sensor thermal dan sensor kadar air, serta alat penguji tingkat
kebisingan menggunakan sensor suara untuk memastikan bangunan yang
didirikan menjamin kesehatan psikologi dari pemilik bangunan.
Sedangkan
contoh pengaplikasian dari IT di bidang arsitektur yang memudahkan
pemilik / pengguna bangunan yaitu penggunaan sensor cahaya untuk
menyalakan lampu secara otomatis, penggunaan sinyal Bluetooth dan
teknologi enkripsi untuk membuka pintu pagar secara otomatis sehingga
pemilik rumah tidak perlu repot-repot turun dari mobil untuk membuka
pagar namun rumah tetap dapat dipastikan aman, RFID dan fingerprint
sebagai pengganti kunci ruangan, penggunaan clock untuk mengatur jadwal
alat pembersih ruangan, jadwal pengisian air bak mandi, jadwal aktifnya
AC ataupun penghangat ruangan, penggunaan solar cell untuk menghapus
biaya listrik dan menghemat bahan bakar fosil, penggunaan dsb.
D. Hubungan Perkembangan Arsitektur dengan Revolusi Industri
Revolusi
Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi
ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya
produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan
yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk
sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari
sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian
pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari
Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang
memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik
merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah
itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu
sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni,
ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai
dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar
moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah
dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi
figur penting dan dijuluki sebagai “master”. Kemudian arsitektur modern
masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan
faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan
mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena
kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta
dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui
Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih
dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan
kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa “gubuk berhias /
decorated shed” (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara
fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik
daripada sebuah “bebek / duck” (bangunan di mana baik bentuk dan
fungsinya menjadi satu)
E. Peranan Arsitektur dalam Investasi Sosial
Dalam
arsitektur, konteks investasi bidang sosial, lingkungan dan ekonomi
porsinya sama penting, tergantung fungsi bangunannya. Bila fungsi
bangunan sosial (misalnya Bale Banjar) tentunya dalam perencanaannya
pertimbangan-pertimbangan benefit sosial lebih menonjol daripada
pertimbangan ekonomi. Namun begitu konsep investasi lebih dominan dalam
konteks ekonomi dan bisnis. Selain karena paradigma pembangunan lebih ke
arah model pertumbuhan/keuntungan ekonomi dan profit, bangunan fisikpun
pada dasarnya dibuat dengan biaya (cost) yang harus diperhitungkan
ekonomisasinya. Juga dalam realitasnya pembangunan fisik dominan
bangunan dengan fungsi ekonomi, yang harus diperhitungkan pengembalian
modal investasinya, seperti bangunan komersial pertokoan, perkantoran,
pendidikan, restoran, perhotelan, real estate dan sebagainya.
Dalam
konteks arsitektur dan bangunan, investasi ekonomi dilihat sebagai
investasi modal (capital invesment) yaitu modal guna merancang dan
membangun arsitekturnya, dan ia mendapat posisi dan peran penting dalam
perancangan arsitektur. Sekalipun dalam investasi ekonomi subyek
bahasannya lebih pada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan bisnis, dan
ia ada pada disiplin ilmu lain, namun dalam konteks arsitektur sang
arsitek dituntut memahami prinsip-prinsip investasi dalam bidang
bangunan, arsitek yang berwawasan ekonomi bangunan.
Arsitek dapat
juga dilibatkan dalam perencanaan bisnis, dalam proses ini arsitek
berperan sebagai konsultan, yang dengan pengetahuan dan wawasannya
dibidang disain arsitektur dan ekonomi bangunan, bertugas memberi
masukan desain arsitektur yang baik dan layak secara ekonomi bisnis,
layak lingkungan dan dapat dicapai secara teknis. Dengan demikian ia
memperkaya pengetahuan dan wawasan desain para client, owner ataupun
share holder yang hendak membangun proyeknya.
BAB III
Kesimpulan
·
Arsitektur merupakan pekerjaan yang akan selalu berkembang dari zaman
ke zaman. Terutama dalam segi teknologi dan ekonomi. Pemanfaatan
teknologi informasi di dalam bidang arsitektur dirasa sangat dibutuhkan
karena dengan dukungan teknologi dapat mempermudah serta meningkatkan
kinerja arsitektur. Seperti dalam Pembuatan Sketsa Awal, dahulu para
desainer dan arsitek dalam membuat konsep menggunakan sketsa tangan, dan
visualisasi warna menggunakan, pencil warna, spidol, cat air, cat
minyak, sedangkan dengan memanfaatkan teknologi pembuatan sketsa dapat
dikerjakan melalui media smart phone, net book dan computer serta
berbagai pengolahan data dengan software-software yang berkaitan dengan
desain interior.
Dengan adanya dukungan teknologi dalam bidang
arsitektur dapat mempermudah kerja serta memberikan keuntungan
seperti Pembelajaran lebih efektif dan efisien,
· Dalam
proses perencanaan bisnis dan investasi guna mendapatkan rumusan
kriteria arsitektur yang baik, kedudukan dan peran arsitek adalah sama
pentingnya dengan profesi lainnya. Arsitek adalah mitra kerja para
perencana bisnis, mitra owner, mitra share holder maupun stake holder.
Arsitek dan arsitektur bukan sekedar sub ordinat, pelengkap, ataupun
sekedar pelayan desain dalam proses investasi bisnis. Ia tidak mudah
disetir dan diarahkan begitu saja guna merancang arsitektur bangunan
yang terlihat baik secara ekonomi bisnis namun jelek secara arsitektur,
dan berdampak negatif bagi lingkungan dan sosial. Dengan
profesionalismenya arsitek memberi advis dan saran tentang disain
arsitektur yang baik secara ekonomi, lingkungan dan teknis. Dengan
demikian akan terjadi dialog guna menghasilkan rumusan investasi bisnis
dan kriteria arsitektur yang optimum.
Referensi :
Ø http://blog.siandana.com/peranan-arsitektur/
Ø http://fakhri-upay13.blogspot.co.id/2014/12/makalah-perkembangan-teknologi-di.html
Ø http://damarustudio.blogspot.co.id/2010/11/peranan-teknologi-informasi-di-bidang.html
Ø https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Ø https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
Ø http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-jenis-jenis-sketsa.html?en